Kepala Kampung Urfas 1 bantah alihkan BLT untuk Sidang  Sinode

oleh -1,191 views
oleh
Kepala Kampung Urfar 1 Frans Y.B Wonatorei, ST .(Foto. Rich)

Kilaspapua, Waropen – Kepala Kampung Urfas 1 Distrik Urfas Kabupaten Waropen, Frans Y.B Wonatorei, ST membantah tudingan pengalihan dana desa Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pelaksanaan Sidang Sinode ke-XVIII di Waropen.

Menurutnya, tudingan tersebut hanya salah pengertian pada saat pembagian BLT, karena maksudnya adalah melakukan program fisik non BLT yang nantinya menunjang kegiatan sidang Sinode.

Frans menjelaskan, ketika pembagian BLT di Kampung Urfas 1 dilakukan melalui  musyawarah di Balai Kampung, dari daftar penerima BLT yang disampaikan ke Dinas Pemkam 317 Kepala Keluarga (KK) tidak dapat terpenuhi karena anggaran yang didapatkan hanya mampu mencukupi 283 KK.

Selain itu kata Frans, pengerjaan kegiatan non BLT pembangunan Keramba Ikan dan keramba Kepiting di Kampung Urfas sudah selesai, maka disarankan penyaluran BLT hanya 1 bulan kepada masyarakat, kemudian 1 bulan di potong untuk mencukupi semua KK penerima BLT, sedangkan sisanya mendahulukan pembiayaan kegiatan non fisik. Hal itulah yang membuat salah seorang masyarakat yang hadir dalam musyawarah itu mengira dana BLT di salurkan ke Sinode lalu menyebarkan isu tersebut ke media sosial.

“Kemarin itu kita masih berikan keterangan ke masyarakat bukan keputusan mau potong 1 bulan, kemudian pertimbangan kegiatan fisik non BLT yang tahapan anggarannya belum jalan, padahal kegiatannya sudah selesai 100 persen. Kegiatan fisik ini adalah kegiatan kampung yang hanya menunjang kegiatan sidang Sinode besok, jadi tidak ada kita salurkan uang untuk sidang Sinode,” tegas Frans Wonatorei ketika di temui di kediaman, Minggu (22/11/2021)

Ia menjelaskan, penyaluran BLT untuk 3 bulan dengan besaran 300 ribu perbulan tidak bisa dilaksanakan karena akan berdampak masalah bagi masyarakat yang tidak kebagian. Makanya dari kebijakan yang dilakukan setiap KK hanya menerima 2 bulan dana BLT namun semua KK di Kampung Ufas 1 dan kampung pemekaran Sanggei semua terpenuhi. Sedangkan untuk non fisik diputuskan anggarannya tidak jadi diduluankan dari dana BLT tetapi akan menunggu pencairan anggaran berikut nya.

“Artinya kalau yang lain dapat dan ada yang tidak dapat mendingan kita potong 1 bulan supaya semua dapat, itulah cara kita membijakinya,” tutupnya. (Rich)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *