Pesan Kapolda Papua Kepada Direktur Intelkam Baru, Begini Isinya ?

oleh -663 views
Kapolda saat mengambil sumpah jabatan Kombes Pol Alfred Papare sebagai Direktur Intelkam Polda Papua yang baru.(Foto.Humas Polda)

Kilaspapua, Jayapura- Komisaris Besar,( Kombes) Polisi Alfred Papare, S.I.K resmi menyandang jabatan direktur Intelkam Polda Papua menggantikan, Kombes Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin, S.H., M.Si. Hal itu tertuang, dalam acara serahterima jabatan,(Sertijab) Direktur Intelkam Polda Papua sesuai dengan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/385/II/KEP./2020 tanggal 3 Februari 2020 yang dipimpin oleh, Kapolda Papua, Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw diaula Rastra Samara, selasa pagi (18/2/2020). Kegiatan itu juga dihadiri, Wakapolda Papua Brigjen Pol Drs. Yakobus Marjuki, para Pejabat Utama Polda Papua, para Pamen, Pama dan ASN golongan III dan Bhayangkari.

Kapolda Papua dalam sambutannya mengatakan, serah terima jabatan di lingkungan Polri merupakan hal yang biasa dengan tujuan untuk menjamin dinamika manajemen organisasi, sekaligus dalam rangka promosi bagi pejabat yang bersangkutan guna meniti karir di lingkungan Polri, hingga dengan demikian, diharapkan diperoleh kemantapan, pengalaman jabatan yang beragam, dan selanjutnya mampu menyongsong tantangan tugas di masa mendatang yang mana trend perkembangan situasi kamtibmas semakin meningkat.

“ Saya atas nama pimpinan Polda Papua beserta seluruh staf dan Bhayangkari mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggl-tingginya kepada pejabat lama Kombes Pol Petrus Patrige Rudolf Renwarin, S.H., M.Si. yang selanjutnya melaksanakan tugas promosi jabatan sebagai Irwasda Polda Papua semoga diberikan kelancaran dan kemudahan dalam meniti karier kedepan serta mengemban amanah yang telah diberikan oleh pimpinan, terima kasih atas pengabdian dedikasi dan loyalitas dalam melaksanakan tugas sebagai Direktur Intelkam yang telah sukses mendukung pengamanan pilpres dan pemilukada serentak tahun 2019 serta hiruk pikuk penanganan unjuk rasa anarkhis,” kata Kapolda melalui siaran pers yang diterima Redaksi Kilaspapua.com dikeluarkan oleh Humas Polda Papua, selasa malam (18/2/2020).

Lanjutnya, kepada pejabat yang baru Kombes Pol Alfred Papare, S.I.K. saya mengucapkan selamat atas kepercayaan pimpinan Polri dan promosi untuk menduduki jabatan baru, tugas fungsi intelijen bukan hal yang baru lagi bagi saudara ditambah dengan bekal pendidikan yang baru diperoleh sehingga sebagai pimpinan tertinggi fungsi intelijen di polda haruslah update, tidak out of date terhadap semua aspek-aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, oleh karena itu saya mengharapkan agar saudara segera bergerak cepat melakukan anev di lingkungan fungsi intelijen yang saudara pimpin selanjutnya buat action plan untuk menghadapi berbagai agenda nasional di papua dan kalender kamtibmas yang akan kita hadapi dalam waktu dekat ini. Tahapan pemilukada serentak sudah dimulai, kita melihat diberbagai media cetak, elektronik dan online beberapa bakal calon bupatinvakil bupati di 11 wilayah kabupaten di Provinsi Papua telah mendeklarasikan diri untuk maju dalam pemilukada, oleh karena itu fungsi intelijen harus segera bergerak sebagai ujung tombak dan menjadi mata dan telinga pimpinan serta diharapkan untuk bisa menyerap informasi sekecil apapun yang ada di masyarakat berkaitan dengan kamtibmas demi terciptanya keamanan yang kondusif.

“ Terhadap berbagai potensi ancaman gangguan penyelenggaraan pemilukada serentak dan PON XX tahun 2020, diharapkan Mapping kerawanan di dearah agar dipertajam, sebagai dasar penentuan pola pengamanan yang tepat mengingat secara historis dalam pelaksanaan pemilukada-pemilukada sebelumnya, sering muncul berbagai potensi kerawanan, misalnya adanya black campaign yang mengangkat isu sara dan aksi kekeras dalam upaya mencari dukungan / simpatisan massa, adanya permasalahan validitas data jumlah pemilih, adanya rencana aksi pengerahan massa oleh pasangan calon yang tidak lulus verifikasi KPUD, terhambatnya masalah anggaran penyelenggaraan pemilukada, adanya permasalahan dalam pengiriman logistik karena kondisi geografis, ancaman unjuk rasa di kantor penyelenggara pemilukada dan kantor pemerintahan setempat, adanya ancaman/teror dan intimidasi terhadap penyelenggara dan peserta/ paslon yang maju di pemilukada. demikian juga hal nya dengan terjadinya berbagai bentuk kecurangan dalam pemilukada, baik yang dilakukan oleh penyelenggara pemilukada maupun pihak terkait lainnya,” ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *