Jika Otsus Gagal, Kapolda Sebutkan Berarti Pimpinan di Papua Gagal !

oleh -912 views
oleh
Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw

Kilaspapua, Jayapura- Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw  menyebutkan bahwa, Otsus merupakan hak kesulungan yang diberikan Pemerintah kepada Orang Asli Papua,(OAP) dan tidak dimiliki daerah lain.

Menurut Waterpauw, hanya sebagian orang yang semangat membuat petisi dalam rangka penolakan Otsus jilid II karena dinilai gagal.

“Saya lihat ada tokoh nasional asal Papua yang memang dorong ini (kegagalan, red) Otsus, tapi sebenarnya tidak gagal tapi dalam proses evaluasi kembali,” kata Kapolda kepada wartawan disela – sela Coffe morning di Kota Jayapura, Jumat (17/7/2020).

Ditegaskan, Polda Papua tidak akan memberikan ijin untuk warga kampanyekan tolak otsus jilid II.

“Ya, tidak semua orang disenangkan tapi ada program utama dari negara melalui pemerintah daerah kita harus lakukan dengan benar dan kendala hambatan gangguan banyak karena niat dan semangat pemerintah ini tulus untuk kemajuan bangsa dan negara,” jelasnya.

Jika otsus gagal, kata Kapolda, semua pimpinan di Papua juga gagal dan apa sih buat mereka mengartikan kegagalan otsus?

“Berarti saya gagal tidak perlu jadi Kapolda dong, Otsuskan buat saya jadi Kapolda. Apa sih kriteria mereka nilai Otsus gagal?,” katanya.

“Gagal dong, anak – anak Papua sekolah pilot, gagal dong dokter – dokter orang Papua yang kuasai pemerintahan di Papua termasuk semua pemimpin di Papua mulai dari Gubernur, Wagub, Ketua DPRP, Ketua MRP dan semua pimpinan OAP di Tanah Papua,” tegasnya.

Kemudian, kata Waterpauw, apa makna mereka katakan kegagalan otonomi khusus Papua.

“Saya tidak setuju mereka melakukan upaya kampanye penolakan otsus itu namanya profokasi dan kalau memang ada unsur pelanggaran hukum maka, kita akan tangani,” jelasnya.

“Tapi harapan saya jangan ada aksi kampanye penolakan otsus,” ujarnya.

Dikatakan, kasus penolakan otsus ini sama seperti ribuan mahasiswa yang pulang dari kota studi di luar Papua itu yang jadi masalah. Karena tahun 2045 itu pas indonesua usia 100 tahun (1 abad) itu saatnya indonesia mendapat tenaga muda produktif, kalau mereka gagal mau jadi apa tahun 2045.

“Ini yang akan menjadi biang kerok dan pengganggu keamanan, apa mau begitu hidupnya?, Kan banyak ceritera dulu senior yang berseberangan dengan indonesia sekarang sudah lelah dan kecewa bahkan ada yang mau sekolahkan anaknya harus minta tolong di kita aparat.

“Jadi, secara kemanusiaan kita bantu juga tapi kekecewaan itu yang menyesal kemudian tidak ada arti semua sudah ada bukti, masa tidak belajar dari pengalaman,” kata.(Red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *