Uniknya Fakfuken, Budaya Byak Yang Masih Terus Dipertahankan

oleh -678 views
Keluarga besar Luther Imbir saat menerapkan adat Byak yakni Fakfuken.(Foto. RZR)

Kilaspapua, Sentani – Budaya merupakan martabat atau harga diri yang akan selalu dipertahankan di setiap daerah, begitu pun di Papua yang sangat kental dengan adat istiadatnya. Seperti yang dilakukan oleh keluarga Luther Imbir dan Tresya Suebu. Mereka menerapkan adat Byak yakni Fakfuken (masuk tanya dan minta) kepada anaknya Elvira Yakti Imbir sebelum pernikahan kudus dilangsungkan.

Yunus Wetipo, dari pihak calon mempelai laki-laki sebelumnya bersepakat dengan keluarga calon istrinya Elvira untuk melakukan peminangan dan ketuk pintu pada Selasa (25/7/2023) pukul 10.00 WIT.

Janji itu dipegang oleh keluarga pihak perempuan. Mereka menunggu kedatangan keluarga pihak laki-laki di waktu yang dijanjikan. Ternyata, keluarga pihak laki-laki tidak tepat waktu.

Keluarga Yunus, saat datang bersama keluarganya membawa harta untuk minang pada pukul 13.00 WIT. Iring-iringan lagu yang dimainkan di speaker aktif membuat sebagian pengantar bergoyang.

Mereka menyanyi, raut wajah mereka ceria dan gembira. Di tangan sebagian perempuan yang ikut dalam rombongan, baik muda sampai tua memegang piring berukuran besar di tangannya.

Tak hanya itu, beberapa pemuda juga memikul babi yang berukuran besar sebagai persembahan kepada keluarga calon mempelai perempuan. Lantaran tak tepat waktu, keluarga  harus membayar uang denda waktu kepada pihak perempuan.

Keluarga Yunus mengaku terlambat dan membayar denda waktu diminta. Usai membayar, mereka dipersilahkan masuk ke halaman depan rumah keluarga perempuan.

Dua orang keluarga dari Yunus, dipersilahkan mengetuk pintu rumah dan meminta pintu rumah untuk dibuka agar mereka bisa masuk meminta calon isteri Yunus. Setelah pintu dibuka, mereka dipersilahkan untuk masuk.

Mewakili keluarga laki-laki, beberapa orangtua dan saudara laki-laki masuk mendengar permintaan dari keluarga perempuan. Ibu dari Elvira meminta uang susu sebesar Rp50 juta, itu di luar maskawin.

“Uang susu ini di luar maskawin, ini mamanya yang besarkan Elvira. Ini budaya seperti itu dan harus dipenuhi,” kata Tresya Suebu, ibu dari Elvira.

Lalu, Luther sang ayah juga meminta agar permintaanya istrinya dipenuhi. Terkait maskawin, akan disepakati bersama antara kedua belah pihak yakni pihak laki-laki dan perempuan barulah akan dibayarkan.

Setelah negosiasi, keluarga pihak laki-laki membayar separuh uang susu disertai dengan uang ketuk pintu dan belasan piring yang dibawa. Sisahnya, baik uang susu maupun maskawin akan dibayar sesuai kesepakatan.

Sekadar diketahui, uang susu yang dibayar oleh pihak laki-laki sebesar Rp10 juta. Uang minang sebesar Rp10 juta. Uang untuk buka pintu sebesar Rp1 juta. Kedua keluarga juga telah bersepakat untuk menentukan tanggal pernikahan kudus Yunus dan Elvira.

Tak hanya itu, anak dari pasangan Aki Wetipo (almarhum) dan Yulina Murib ini bersama keluarga datang membawa satu ekor babi berukuran besar dan piring berukuran besar sebanyak 18 buah. (RZR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *