Kilaspapua, Sentani- Unsyah Aqmal, demikian dia mengenalkan namanya ketika saya datangi pondok-pondok UMKM tempat Masyarakat menjual hasil kerajinan tangan maupun produk-produk herbal hasil karya ibu- ibu maupun komunitas-komunitas di sepanjang lintasan Lapangan Sepak Bola Bas Youwe tempat pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke Enam KMAN -VI, (29/10/22)
Salah satu peserta KMAN-VI mewakili Sekolah Adat Laskar Sembulun Lembah Rinjani kesehariannya merupakan guru di sekolah Adat juga dalam kelompok usaha kecil di tempat tinggalnya di Nusa Tenggara Barat , tepatmya di Lereng Gunung Renjani.
“‘Di sekolah Adat kami mengajar tentang menenun juga menari, ” ujarnya.
Siswanya dari berbagai tingkatan usia, mulai dari tingkatan Sekolah Dasar juga Orang Dewasa. Siapa yang mau gabung dan belajar, Silahkan mendaftar dan mengikuti proses belajarnya.
Waktu belajarnyapun tidak tiap hari dan tidak mengganggu anggota atau siswa yang masih belajar di sekolah formal.
Selain mengajar , Unsya juga ada dalam kelompok wanita tani UMKM lokal yang mengolah tanaman Bawang Putih menjadi produk herbal kesehatan.
Daerah kami penghasil Bawang Putih, katanya. Karena ada di lereng bukit dan dingin, lanjutnya. Jadi kami membuat produk herbal dari Bawang Putih dengan proses yang sangat sederhana, Setelah panen bawang Putih akan kami jemur selama sebulan agar benar-benar kering, kemudian kami akan masukkan dalan oven , oven yang kami gunakan adalah tempat masak nasi atau rice cooker, akan kami panaskan selama sebulan, hasilnya memilikk tiga rasa yang berbeda, asam , manis juga pahit.
Datang mengikuti KMAN-VI selain hasil tenun yang kami jual juga kami bawa produk herbal dari bawang putih itu atau black Garlic.
Alhamdulilah , tuk hasil tenun sudah laku banyak , dan sepertinya pengunjung lebih tertarik dengan souvenirs dari kain, katanya.(KMAN VI)