Di Hutan Adat Kampung Singgriway, 645 Bibit Kopi Arabika Ditanam Dilahan Seluas 1  Hektar  

oleh -664 views
Bupati Jayapura saat menanam perdana bibit kopi Arabika. Menandakan penanaman 645 bibit kopi dilahan seluas 1 hektar dihutan adat kampung Singgriway, distrik Nimboran.(Foto. Istimewa)   

Kilaspapua, Sentani – 645 bibit kopi arabika ditanam dilahan seluas 1 hektar di hutan adat kampung Singgriway, distrik  Nimboran, Kabupaten Jayapura. Hal itu ditandai dengan penanaman oleh Bupati Jayapura, Yunus Wonda secara perdana, Rabu (23/7/2025).

Bupati Yunus Wonda mengatakan, Penanaman yang dilakukan merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor perkebunan, khususnya komoditas kopi.

“ Langkah ini sekaligus menjadi simbol awal pengembangan kawasan Grimenawa sebagai sentra pertanian dan perkebunan berkelanjutan di Kabupaten Jayapura  ,” katanya.

Selain itu, Bupati Yunus mengungkapkan, ini juga sebagai bentuk pengembangan pertanian, peternakan, dan perkebunan menuju arah kebijakan strategis pemerintah daerah dalam memajukan kampung-kampung di Kabupaten Jayapura.

“ Kita jangan hanya tanam lalu selesai. Harus ada rencana panjang dari tanam sampai ke pasar. Pemerintah pasti dukung, tapi masyarakat juga harus konsisten,” ujarnya.

Bupati Yunus menyebutkan, soal pengelolaan komoditas kopi nantinya diarahkan melalui koperasi agar memudahkan koordinasi dan distribusi bantuan. “Jangan sendiri-sendiri. Harus ada dalam satu wadah, supaya mudah kita pantau, kita bantu. Supaya dinas dan koperasi bisa kerja sama langsung,” ujarnya.

Bupati menambahkan, kegiatan penanaman kopi ini juga sekaligus menjadi langkah awal menuju rencana besar pemerintah daerah menyambut kunjungan Menteri Transmigrasi yang dijadwalkan melakukan kunjungan dibulan Agustus 2025 untuk menanam perdana bibit kakao. Pemerintah menargetkan lahan seluas 20 ribu hectare untuk dikembangkan bersama investor. Sistemnya, masyarakat menanam, sedangkan hasil produksinya langsung dikelola dan dibawa oleh investor. Pasarnya sudah pasti. Tinggal kita siapkan lahannya,” tambah Bupati.

“Sementara untuk pembangunan infrastruktur penunjang pertanian kini lebih terbuka, terutama dengan kebijakan pusat yang mengizinkan Balai Jalan membangun akses ke wilayah pertanian dan peternakan. Asal titiknya jelas, komoditasnya jelas kopi, kakao, vanili itu bisa langsung dibangun lewat Balai. Ini peluang besar,” ujarnya.(Redaksi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *