Kilaspapua, Jayapura- Junaedi Arung Sulele, Kepala Sekolah SMPN1 Beoga Kabupaten Puncak, Papua menghadiri pemakaman almarhum guru Yonathan Renden, Sabtu siang (10/4/2021) siang tepatnya pukul 15.00 WIT. Junaedi merupakan saksi utama sekaligus korban yang selamat dari penembakan brutal KKB di wilayah Beoga (9/4/2021). Dalam kesaksiannya,
Junaedi Arung Sulele, Bapa Kepala Sekolah SMPN1 Beoga Kabupaten Puncak Papua menyampaikan rasa dukanya. atas berpulangnya Bapa Oktavianus Rayo dan Yonathan Renden.
“Mereka guru terbaik, mereka dari masyarakat sipil tidak ada hubungannya dengan aparat TNI-POLRI. Tidak banyak orang yang mau bertahan hidup di pedalaman, hidup bersama keluarga bertahan disana di hutan”
Kesedihan sekaligus amarah terlihat dari mimik Junaedi.”Saya mengutuk keras tindakan ini. Kami harap aparat keamanan bertindak menjaga diri dan juga menegakkan hukum yang belaku,” ujarnya.
Lanjutnya, kedua korban merupakan guru pendatang dari Toraja. Kondisi Beoga yang sulit dijangkau kendaraan menyebabkan tidak banyak orang maupun pendatang yang mau bertahan disitu.
“Bapa Oktavianus dan Yonathan ini mendidik anak Papua dengan setulus hati, mendidik anak2-anak pedalaman Papua. Sekali lagi, Kami orang toraja percaya dengan aparat dan kami taat hukum. Kami mohon aparat menjaga masyarakat tanpa terkecuali, apalagi guru yang mendidik anak Papua, kami sangat sesalkan kejadian ini,” ucapnya.
Dalam acara layatan tersebut, Junaidi menjelaskan kondisi mencekam saat penembakan terjadi.
“Sebelum ada kejadian, hingga kami semua turun, situasi sudah kembali kondusif sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Beoga.”
“Puji tuhan Saya masih lolos, saat penembakan saya tidak lihat orang, ketika bunyi tembakan saya lari ke arah kanan, saudara Yonatan Renden(28) ke kiri, korban sudah kena 2 kali tembakan di dada tapi masih sempat lari kemudian rubuh.
“Kalau korban pertama, saya tidak di TKP, lokasi saya jauh dari situ. Lokasi korban pertama itu di SMPN 1 Beoga, korban itu guru SD Klemabeth, tetapi karena istrinya mengajar di SMP mereka tinggal di perumahan guru SMPN 1 Beoga. Saat penembakan korban pertama saudara Oktovianus Rayo(40) di kepung KKB,” ungkapnya.
Selama ini situasi aman-aman saja, Kata dia aparat keamanan dari koramil, polsek dan satgas TNI-Polri selama ini memang sudah berjaga di Beoga.
“Pasca penembakan, situasi di atas saat ini masih siaga. Aparat TNI-POLRI berjaga disekitar kampung beoga. Informasi yang saya terima yang dibakar adalah perumahan guru dan 1 gedung sekolah SMA. Selama ini kami Guru pendatang dekat dengan Masyarakat asli Kabupaten Puncak,” kata dia.
Masih katanya, kedua korban itu merupakan guru kontrak, Oktavianus sudah 10 tahun menjadi guru kontrak sedangkan Yonathan 2 tahun. Kedua korban ini sudah berkeluarga saudara Oktavianus bersama tinggal di Beoga, sedangkan Yonatan anak istrinya di Toraja. Total ada 11 orang guru pendatang, sebagian mengungsi di Koramil.
Dijelaskannya bahwa, tidak banyak pendatang di wilayah Beoga, hanya para guru saja. Serta informasi yang menyatakan Junaidi diculik tidak sepenuhnya benar. Saat terjadi penembakan, Junaidi bersembunyi dirumah warga. Ketika aparat TNI-POLRI yang mengevakuasi jenazah lewat didekat persembunyiannya, Junaidi keluar dan ikut mengamankan diri di koramil,” kenang Junaidi berlinang air mata.