Proses Pengolahan Sagu Secara Tradisional Hadir di Festival Colo Sagu

oleh -2,703 views
Proses pengolahan sagu yang dilakukan Putri Indonesia Papua, Yunita Monim dengan disaksikan Ibu Sekda, Kapolres Jayapura dan Staf ahli Kemensos di Festival sagu colo

Kilaspapua, Sentani- Pada festival colo sagu yang digagas oleh Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, S.IK., M.H di jalan bandara Sentani dipertunjukkan bagaimana proses pengolahan sagu secara tradisonal dari bahan mentah hingga bisa dijadikan makanan secara singkat

Hal itu bisa dilihat dari awal batang sagu dibelah menjadi dua bagian kemudian ditokok hingga halus selanjutnya diramas di air sambil disaring pada tempat yang telah disediakan. Tentunya itu menyisakan sari atau pati, biarkan mengendam beberapa waktu. Setelah dipegang sudah agak kering kemudian sagu bisa diangkat dan diolah menjadi makanan papeda atau aneka jenis makanan lainnya seperti, kue berbahan sagu.

Menurut Pj Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo bahwa, festival ini merupakan wujud dan upaya yang baik sekaligus penghormatan kita terhadap tradisi leluhur yang telah memperkenalkan makanan berbahan  sagu.

“ Jadi, ini juga semacam edukasi dalam mengajak untuk mengembalikan sagu dengan cara membudidayakannya,” ucapnya, Senin (26/6/2023).

Benhur Tomi Mano jabat sebagai Staf ahli Kemensos RI bidang rehabilitasi sosial mengajak para ondofolo hingga Pemerintah untuk sama-sama menjaga pohon sagu supaya sagu tidak dibabat habis.

“ Mari kita selamatkan dan pelihara pohon sagu. Belum terlambat, kita masih memiliki harapan bahwa, sagu adalah makanan pokok orang Papua,” ajaknya.

Untuk itulah, dirinya siap membantu Kapolres Jayapura sebagai pengagas festival colo sagu. Kalau ibu-ibu membuat kue berbahan dari sagu, Ibu Menteri Sosial siap membantu dari pengolahan sampai penjualan. Tujuan agar membangkitkan semangat perekonomian bagi ibu-ibu.

“ Mungkin akan kita bangun tempatnya dan peralatannya dalam mengelola olahan sagu menjadi kue sagu yang dapat dijual dimana saja baik di Bandara Sentani hingga  ke Jakarta,” ujarnya.

Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, S.IK., M.H., dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf kepada para tamu undangan sebab kursi yang digunakan dibuat darii batang sagu.

“ Karena temanya tidak mengurangi derajat dan menghilangkan. Tetapi, bagaimana pemanfaatan sagu itu semua mempunyai manfaat. Tentunya, itu yang mungkin kita dorong pada kesempatan kali ini untuk bergerak maju,” katanya.

Pada kesempatan ini juga, Kapolres mengungkapkan, dirangkaikan memperingati HUT Bhayangkara ke-77 yang bertema, “Polri Presisi untuk Negeri, Pemilu Damai menuju Indonesia Maju”,. Tentunya itu memiliki korelasi dengan tema Festival Colo Sagu kali ini dengan Cerita Gotong Royong Membangun negeri.

“ Makanya itu kepada para pemilik tanah, mari kita jaga hutan sagu itu. Tanah itu boleh berganti pemilik, tetapi jangan ganti dengan yang lain,” tutupnya. (Redaksi)

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *