Kilaspapua, Yapen – Bupati Kepulauan Yapen,Tonny Tesar,S.Sos mengaku pelaksanaan demokrasi pemilihan Kepala kampung di wilayahnya sudah berjalan dengan baik walaupun penyelenggaraannya belum semaksimal mungkin karena masih terdapat riak-riak pasca PSU dibeberapa kampung.
Dikatakan dalam pemilihan kampung secara emosionalnya berbeda dari pemilihan- pemilihan lain, Karena pemilihan kepala Kampung ,orang yang terlibat sungguh sangat dekat bahkan ada yang satu keluarga
Menurutnya, hal ini yang menjadi kendala maupun masalah dalam pelaksanaan pemilihan kepala kampung sehingga sejak awal beberapa peristiwa yang terjadi diluar perkiraan,” ujarnya.
Bupati mencontohkan seperti pada Pelaksanaan PSU di 10 kampung ,hanya 2 kampung yang tidak bisa melaksanakan karena di kampung tersebut terjadi 2 blok kubu masyarakat sehingga situasi sempat tidak terkendali karena terjadi pengerusakan dan lain-lain akhirnya diputuskan untuk menunda pelaksanan PSU tersebut sampai situasi kembali kondusif,” ucapnya seraya memberikan edukasi kepada masyarakat.
Lanjutnya, sementara pada pelaksanaan PSU di kampung Nuwiora distrik Yapen Barat awalnya proses pemungutan suara berjalan aman dan lancar namun setelah pelaksanaanya selesai pendukung pasangan yang kalah dari nomor urut 1 melakukan pengrusakan terhadap balai kampung maupun jembatan serta melakukan pemalangan puskesmas Ansus.
” Proses pemilihan dikampung Nuwiora berjalan dengan baik dan aman sampai penghitungan suara selesai namun setelah dibacakan hasilnya yang tadi nomor urut 1 pemenang pada Pilkampung serentak ,kemudian pada pemungutan suara ulang nomor urut 2 menjadi pemenang, pada saat itulah terjadi aksi spontanitas dari pendukung nomor urut 1 sampai melakukan aksi anarkis” katanya melalui sambungan teleponnya, Selasa(16/11/2021).
Maka itulah, Bupati mengharapkan agar pemilihan ulang tersebut bisa diantisipasi agar bisa terlaksana dengan baik. Berbeda halnya bila seperti situasi dikampung Sanayoka dan Warironi ,pihaknya dengan melihat situasi disana akhirnya menunda pelaksanan PSU.
Dari 10 kampung yang PSU, 7 kampung pemenangnya sama seperti hasil pemilihan sebelumnya, dimana masyarakat di 7 kampung itu menerima hasilnya tanpa ada gejolak pasca PSU, maka situasi yang terjadi di kampung Nuwiora diluar dugaannya.
Kita juga bingung masyarakat ini kalau menang terima kalau kalah tidak bisa terima, tetapi penolakan itu hanyalah sebatas perorangan tidak mewakili masyarakat seluruhnya sehingga tidak menimbulkan kerusuhan massal, itu hanya ketidakpuasan satu dua orang saja,” harapnya.
Lebih jauh dikatakan, Bupati terkait untuk penanganan situasi di kampung Nuwiora dan puskesmas Ansus saya telah memerintahkan kepala Distrik bersama pihak keamanan melakukan pendekatan ke masyarakat namun apabila upaya tersebut tidak di indahkan akan dilakukan upaya hukum.
“Kalau kepala distrik belum bisa menyelesaikan laporkan kepada kami agar kami berkoordinasi dengan Kapolres maupun Dandim untuk memback Up dari Kabupaten namun saya yakin kepala Distrik dan pihak keamanan disana bisa mengatasinya,” ucapnya.
Pada kesempatan ini juga, Bupati menekankan agar pada proses pemilihan kampung ini tidak hanya melihat jabatan dan anggaran yang akan dikelola, melainkan menjadi kepala kampung adalah tugas menjalankan amanah kepada masyarakat sehingga kalah dan menang tidak terlalu di persoalkan. Karena menurutnya, dalam proses demokrasi ,kalah menang sudah menjadi hal yang biasa dan harus dibiasakan untuk saling menerima ,jika terjadi kecurangan dalam prosesnya ada mekanisme yang mengatur dan dapat dilaporkan secara hukum,” terangnya.
Soal pemalangan puskesmas Ansus, Bupati menjelaskan, pihaknya saat ini masih melakukan upaya pembukaan palang .
” Kepala distrik dan kapolsek yang baru sudah kesana, mungkin sebentar lagi sudah mendapat laporan kondisi terakhir dilokasi Puskesmas” tutup Bupati. (Rich)