Kilaspapua, Jayapura – Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di intake Siborgonyi terancam batal, dikarenakan tuntutan pemilik hak ulayat terhadap wilayah yang dilalui jaringan pipa distribusi dan lokasi pembangunan intake.
Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura Dr. Entis Sutisna, SE, MM membenarkan hal tersebut, bahwa pekerjaan yang ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua mengalami kendala pemalangan di area yang dilalui jalur pipa distribusi dan lokasi sumber air. Proyek pekerjaan tahun anggaran 2024/2025 ini terancam batal jika tidak ada titik temu antara masyarakat adat dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua.
“Pembangunan SPAM Siborgonyi membutuhkan dana yang cukup besar, sementara PTAM Jayapura tidak memiliki dana internal yang cukup. Pada anggaran tahun 2024, Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua telah merealisasikan pembangunan intake dan jaringan pipa transmisi, namun kegembiraan tukang ledeng saat ini tertunda karena dalam pelaksanaan pembangunan jaringan tersebut yang dilaksanakan pada semester kedua di tahun 2024 oleh kontraktor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, saat ini terjadi kendala di mana telah dilakukan penghentian aktivitas pekerjaan sebagai dampak tuntutan masyarakat pemilik hak ulayat,” kata Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura Dr. Entis Sutisna, SE, MM memberikan konfirmasi perkembangan proyek pembangunan SPAM Siborgonyi, Selasa (28/1/2025).

Menurutnya, pemalangan tersebut dilakukan oleh masyarakat adat dari 5 suku menuntut ganti rugi penggunaan lahan, di antaranya suku Hababuk, Ireuw, Afaar, Hamadi dan Dawir. Akibat pemalangan ini, pekerjaan kontraktor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua terhenti selama beberapa minggu. Hingga saat ini, pekerjaan belum bisa dilanjutkan dikarenakan belum bisa memenuhi tuntutan pemegang hak ulayat dengan nominal yang belum terpenuhi ,” ujarnya.
Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura sebagai inisiator proyek pekerjaan, yang dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Papua berharap ada titik temu antara masyarakat adat dengan Pemerintah Provinsi Papua, agar bisa menemukan solusi terbaik dan segera melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kota Jayapura ,” imbuhnya.
Sebelumnya, PTAM Jayapura juga telah melakukan konsultasi dengan Penjabat Walikota Jayapura, dan saat itu yang pertama melakukan tuntutan adalah suku Hababuk. Kami telah melakukan rapat pada 23 dan 24 Desember 2024, namun dalam perkembangannya ada 4 suku lain yang menuntut dan klaim kepemilikan jalur pipa dan lokasi sumber air. “Kami berharap para ondoafi dan tokoh adat dapat mendukung pembangunan SPAM demi kelancaran pelayanan di masyarakat. Kami selaku perencana dan pemohon terhadap proyek intake Siborgonyi juga khawatir atas pemalangan tersebut, jangan sampai berdampak pada pembatalan dan pengalihan pekerjaan fisik oleh Dinas Pekerjaan Umum ke daerah lain,” katanya.
Jika intake Siborgonyi ini tidak mampu direalisasikan, lanjut Direktur Utama, maka PTAM Jayapura untuk 5 tahun ke depan akan sulit mengoptimalkan pelayanan, karena dari 23 intake dan 12 aliran sungai dengan kapasitas 925 liter per detik akan mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kota Jayapura. Kapasitas yang mampu dimanfaatkan di intake Siborgonyi 100 liter per detik ,” katanya.
Potensi Intake Siborgonyi, Jadi Harapan Menambah Jam Pelayanan
Potensi intake Siborgonyi di Distrik Heram, Kota Jayapura menjadi harapan optimalisasi pelayanan air bersih bagi masyarakat pelanggan PT. Air Minum Jayapura. Saat ini PT. Air Minum Jayapura mengelola 23 intake di 12 aliran sungai, namun seiring bertambahnya jumlah penduduk dan kerusakan di Daerah Aliran Sungai (DAS), terjadi penurunan signifikan terhadap debit air dari 925 liter per detik, pemanfaatannya fluktuatif sehingga hanya bisa dimanfaatkan 50% saja. Pembangunan SPAM Siborgonyi yang saat ini sedang berjalan, memiliki kapasitas produksi 100 liter per detik.
“Sumber air baru ini juga akan mengurangi ketergantungan pemanfaatan sumber air kojabu di wilayah Jayapura Selatan dan wilayah Abepura. Dengan adanya intake Siborgonyi ini, pelanggan di wilayah Jayapura Utara akan mendapat penambahan jam pelayanan, yang mana akan memberikan efek domino atau berdampak luas bagi pelayanan di wilayah lain,” kata Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura Dr. Entis Sutisna, SE, MM.
Faktor curah hujan yang tidak menentu dan kerusakan di DAS, terutama di kawasan cagar alam Cyclop menjadi penyebab menurunnya produksi air akhir-akhir ini di wilayah pelayanan PT. Air Minum Jayapura. Atas dasar itu PT. Air Minum Jayapura mencari sumber air baku potensial lainnya, yakni pemanfaatan air danau sentani dan intake siborgonyi. Pemanfaatan danau sentani sendiri masih terkendala karena pemerintah pusat belum menuntaskan pembangunan Water Treatment Plan (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air, sehingga rencana penambahan debit air danau sentani tertunda. Sementara intake Siborgonyi telah mendapat persetujuan realisasi pembangunan di tahun anggaran 2024/2025.
“Tahun 2023, tim PT. Air Minum Jayapura all out mempresentasikan desain teknis kepada Pemerintah Provinsi Papua, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum. Setelah melakukan diskusi sebanyak 4 kali, pada awal tahun 2024 mendapat kabar rencana pembangunan intake Siborgonyi yang disetujui oleh Pemerintah Provinsi Papua, dan segera dibangun pada tahun anggaran 2024/2025. Untuk pembangunan SPAM Siborginyi ini, sesuai dengan perencanaan teknis yang telah disusun dan terbagi dua tahap pekerjaan, yang pertama pembangunan intake siborgonyi yang sangat strategis karena berada di ketinggian 308 meter di atas permukaan laut sehingga pelayanan dapat dilakukan secara gravitasi, Pembangunan pipa transmisi menggunakan pipa GIP 10 inchi, dipasang dari intake Siborgonyi ke arah Skyline atau sepanjang 4,8 km,” katanya.
Akan tetapi, potensi optimalisasi SPAM Siborgonyi harus terkendala pengerjaannya, karena mendapat pemalangan masyarakat adat yang menuntut ganti rugi hak ulayat di area sumber air dan area jalur pipa transmisi sehingga penyelesaian pengerjaan harus tertunda. Untuk tahap kedua berdasarkan usulan PT. Air Minum Jayapura akan dipasang pipa transmisi, yang diarahkan jalurnya ke area reservoir Polimak II dan Polimak IV.
Perencanaan ini sudah dibuat di tahun 2023. Dengan harapan pembangunan SPAM Siborgonyi akan mampu menjawab kesulitan air bersih yang selama ini terjadi di masyarakat yang tinggal di Polimak II dan Polimak IV, serta di sekitar Entrop, Tanah Hitam, Abe Pantai, Kotaraja, juga di pesisir pantai seperti di Kampung Tobati dan Kampung Enggros. “Tarif air minum di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura oleh PT. Air Minum Jayapura juga sangat terjangkau, untuk 10 meter kubik adalah Rp 53.000 sebagai tarif dasar, dan kami lebih berorientasi kepada sosial. Untuk itu fungsi PT. Air Minum Jayapura sebagai operator, agar penyelenggaraan air bersih bisa didukung masyarakat adat, sehingga proses pembangunannya tidak memakan waktu terlalu lama, dan kontraktor dapat menyelesaikan pembangunan SPAM Siborgonyi tepat waktu,” tutupnya.(Rilis Humas)