Pipa Transmisi Kojabu Patah 3 Kali Dalam Seminggu, Entis Sutisna Mohon Maaf Terganggunya Pelayanan Air Bersih Ke Pelanggan   

oleh -462 views
Direktur PT. Air Minum Jayapura saat meninjau pipa transmisi Kojabu patah 3 kali di jalan alternatif Perumnas III.(Foto. Istimewa)

Kilaspapua, Jayapura – Pipa transmisi utama Kojabu yang membentang hingga ke wilayah Pasir II distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura patah ketiga kalinya dalam seminggu. Hal itu mengakibatkan pasokan pelayanan air ke pelanggan menjadi terganggu.

Direktur Utama PT. Air Minum Jayapura (Perseroda) Dr. Entis Sutisna, SE, MAk, MM, Ak, CA, CGRM usai meninjau pipa transmisi di jalan alternatif belakang pos jaga TNI di Perumnas III menyampaikan, terkait gangguan pelayanan air bersih tersebut saya memohon maaf kepada seluruh pelanggan khususnya wilayah distrik Jayapura Utara saat ini dilayani melalui pipa transmisi Kojabu.

“ Pipa Kojabu merupakan sumber air terbesar yang dikelola oleh PT.  Air Minum Jayapura namun seminggu ini kami mengalami masalah teknis dilapangan dimana pipa baja atau steel yang berdiameter 500 mm atau 20 inchi dalam seminggu ini, 3 kali mengalami kerusakan atau gangguan. Kebetulan kerusakannya berada disekitar jalur alternatif Perumnas III Waena ,” kata Entis, Minggu (2/11/2025).

Entis mengungkapkan,  tercatat sudah beberapa kali ditemukan titik kebocorannya, pertama tanggal 25 Oktober. Kerusakannya sekitar bak air reservoir air baku danau Sentani yang berada dijalan Alternatif dekat kampus Uncen Waena. Pipanya patah disebabkan pergeseran tanah.

Kemudian tanggal 29 Oktober yang berada disekitar pos TNI jalan alternatif, pipa transmisi Kojabu mengalami keretakan akibat longsoran sehingga menyebabkan pipa menjadi tergantung sehingga air mengalami pengikisan diarea pipa dan itu menyebabkan pipa tidak memiliki daya tahan akibat keretakan yang terjadi. Hal itu sudah dilakukan perbaikan tanggal 29 Oktober 2025 hingga tuntas.

Direktur PT. Air Minum Jayapura saat berbincang-bincang dengan tim teknis untuk segera melakukan perbaikan di pipa transmisi Kojabu yang patah.(Foto.Istimewa)

Berlanjut tanggal 2 November 2025, sambung Entis, ditemukan kondisi kerusakan ditempat yang sama dijalan alternatif tepatnya dibawah pos TNI. “ Kondisinya, pipa mengalami keretakan hingga patah menyebabkan air mengalami kebocoran ,” ungkap Entis.

Terkait kondisi tersebut, Entis mengatakan, saat ini tim sedang melakukan perbaikan ditempat 3 kali kerusakan tersebut. Untuk penyebab utamanya adalah pergeseran tanah sehingga pipa ikut labil sehingga menyebabkan keretakan ,” katanya.

Jadwal pelayanan air ke Jayapura Utara terganggu termasuk Jayapura Selatan Dan Abepura

Entis menjelaskan, pelayanan air bersih ke pelanggan distrik Jayapura Utara sebagaimana jadwal distribusinya yakni, hari senin, kamis dan sabtu.

“ Dalam minggu ini mengalami gangguan pelayanan akibat kerusakan yang terjadi dan atas itu kami merasakan sekali sehingga tim teknis akan bekerja All Out untuk menuntaskannya ,” jelasnya.

Selain itu, gangguan tersebut juga berdampak terjadi diwilayah Jayapura Selatan dan Abepura.

“ Selain memperbaiki pipa, kami juga akan memperbaiki aliran air disekitar pipa agar bisa mengurangi gerusan-gerusan keadaan air dibawah pipa belakang pos TNI alternatif. Tim akan berupaya menuntaskan perbaikan tersebut hingga selesai ,” ujarnya.

Solusinya Relokasi Pipa

Entis menambahkan, mengingat seringnya terjadi kerusakan pipa dijalur tersebut. Berdasarkan pantuan dilapangan, dan solusi terbaiknya adalah melakukan relokasi pipa tersebut.

“ Kebetulan diameternya cukup besar sehingga dipindahkan ke jalur pinggir jalan alternatif membentang mulai dari bak air sumber baku danau Sentani di Perumas III hingga ke bak air skyline. Jaraknya diperkirakan sejauh 3 km. Ini solusi yang paling aman ketimbang diarea-area yang struktur tanah labil sehingga menyebabkan pipa mengalami keretakan ,” tambahnya.

Tak dipungkiri,  Entis membeberkan, pemindahan pipa sejauh 3 km tersebut menelan anggaran cukup besar. Ini yang menjadi permasalahan kami dalam melakukan relokasi mengingat tidak tersedianya anggaran.

“ Upaya kami sebatas melakukan pemeliharaan secara rutin dijalur tersebut seperti, trecking atau pemeriksaan jalur pipa memantau secara dini kemungkinan-kemungkinan kerusakan yang terjadi akibat struktur tanah namun tanah yang labil tak dipungkiri menyebabkan seringnya kerusakan yang terjadi ,” beber Entis.(Redaksi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *