Perankan pendeta, Kapolda Papua sebut film si Tikam Polisi Noken berikan pesan kehadiran sosok Polisi ditengah masyarakat

oleh -724 views
oleh
Kapolda Papua saat memerankan seorang pendeta pada film Si Tikam Polisi Noken.(Foto. Humas Polda Papua)

Kilaspapua, Sentani- Bertempat di Mapolres Jayapura, telah dilaksanakan kegiatan pengambilan gambar dan video film layar lebar Si Tikam Polisi Noken yang turut melibatkan Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw sebagai Pendeta, Minggu (7/2/2021). Dihadiri, Wakapolda Papua Brigjen Pol Mathius D. Fakhiri, S.IK. Karo SDM Polda Papua, Kombes Pol Ade Djadja Subagja, S.IK (Director), Para PJU Polda Papua, Kapolres Jayapura bersama perwira serta anggota Polres Jayapura, Tim/Crew Pembuatan Film Layar Lebar “Si Tikam Polisi Noken” serta Siswa Diktuk Bintara Noken Polda Papua TA. 2020.

Pukul 10.00 Wit, gladi pengambilan film layar lebar “Si Tikam Polisi Noken” (Scene Kapolda Papua Sebagai Pendeta).

Pukul 10.15 Wit, Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw tiba dan dilanjutkan Proses pengambilan film layar lebar “Si Tikam Polisi Noken” (Scene Kapolda Papua Sebagai Pendeta).

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan, hari ini saya turut terlibat dalam pembuatan film layar lebar Si Tikam Polisi Noken, dalam cerita saya berperan sebagai pendeta yang bertugas menyelesaikan masalah adat di Pegunungan Tengah Papua melalui doa tepatnya di Puncak Cartenz bersama Forkopimda yakni Bupati, Dandim dan Kapolres serta melibatkan PJU Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih.

Dimana cerita dalam film ini menyangkut sebuah tradisi atau budaya yang memang sering terjadi konflik antara saudara-saudara di pedalaman yang mana terjadi banyak korban, tetapi puji Tuhan sudah bisa diselesaikan dan kehadiran Pendeta bersama Forkopimda juga berperan dalam menyelesaikan dan mendamaikan permasalahan tersebut.

Permasalahan tersebut diselesaikan melalui prosesi patah panah dan pengakuan kedua belah pihak untuk berdamai hingga rangkaian adat seperti bakar batu hingga denda adat dari kedua belah pihak yang bertikai.

Hadirnya sosok Polisi Tikam merupakan sosok anggota Polri yang bertugas sebagai juru bahasa guna meyakinkan salah satu dari suku yang bertikai. Disini kita hanya mengasumsikannya nama suku yang bertikai yakni suku Waro dan Suku Bolakma.

Pengarapan film ini sendiri melibatkan tenaga professional dari Jakarta dengan perlengkapan peralatan yang sangat baik dan canggih. Semoga tontonan yang baik ini dapat memberikan pesan-pesan yang erat akan budaya dan tradisi serta kehadiran sosok Polisi ditengah masyarakat dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi.

Kesan saya selama mengikuti proses pembuatan film ini ternyata tidak mudah dan membutuhkan perjuangan ekstra dan sikap profesoinalitas dari para pemain dan cru pendukung. Namun saya salud dan mengapresisasi segala upaya dalam proses pembuatan film Si Tikam Polisi Noken ini yang tidak lain juga bertujuan untuk membakar semangat generasi muda Papua bahwa mereka juga bisa menggali potensi yang ada pada diri sendiri dengan menjadi abdi negara.

Sementara itu,  Karo SDM Polda Papua, Kombes Pol Ade Djadja Subagja, S.IK (Director) dalam kesempatannya mengatakan bahwa pengambilan gambar/syuting untuk film Si Tikam Polisi Noken kali ini merupakan ending film yang menceriakan tentang penyelesaian suku atau adat dengan cara perdamaian dengan mematahkan panah. Namun scene tersebut belumlah final, sebab kami akan merencanakan untuk kelanjutan produksi film Si Tikam Polisi Noken 2 yang akan dimainkan dilaut. Film yang digagas Polda Papua itu mengangkat cerita dari kisah nyata seorang pemuda asli Papua yang pada akhirnya menjadi polisi.

Perlu diketahui bahwa latar belakang dari pembuatan film ini salah satunya adalah apresiasi dan dukungan dari pimpinan pusat bahkan daerah kepada pembinaan Bintara Noken Polri tahun 2020 kemarin, yang kedua adalah unjuk menunjukan bahwa Papua juga bisa dalam hal membuat film layer lebar yang mengangkat budaya dan adat serta sinergitas TNI-Polri dalam perjuangannya menyelesaikan beberapa permasalahan di Papua.

Seiring berjalannya waktu, Si Tikam akhirnya memilih hidup mengabdikan diri menjadi seorang Polisi melalui jalur Polisi Noken di Polda Papua. Film ini tentunya sarat akan nilai-nilai penting yang terkandung didalamnya seperti edukasi sekaligus menghibur hingga nilai toleransi yang sangat dijunjung.

Pembuatan Film ini ditargetkan memakan waktu pengerjaan selama 6 bulan dengan lokasi syuting yakni kota dari Jayapura hingga Kabupaten Jayapura, namun sempat terpotong akibat Pandemi Covid dan Pilkada, namun rencananya akan direlease atau ditayangkan di Bioskop XXI pada akhir Februari 2021.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *