Air Laut Berubah Warna Menjadi Coklat Yang Diduga Limbah Air Alami PT. SWPI, Ini Penyebabnya ?   

oleh -1,686 views
oleh
Petugas DLH Kepulauan Yapen saat melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap air limbah PT.SWPI yang ternyata alami dari pengelolaan sisa warna kayu. ( Foto.Andre)

Kilaspapua, Yapen- Dinas lingkungan hidup Kepulauan Yapen telah melakukan tugasnya, sebagai pengawasan dan pemantauan lingkungan hidup di Kabupaten Kepulauan Yapen adalah salah satu tugasnya, adalah  pengawasan dan pemantauan kepada perusahaan somel (PT.SWPI ) di Awunawai distrik Yapen Timur.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup,(DLH) Kabupaten Kepulauan Yapen, Maria Tanawani, S.Si, M.Kes saat ditemui diruang kerjanya mengatakan, pihaknya setiap 6 bulan sekali melakukan pemantauan kualitas air dan lingkungan disekitar perusahaan tersebut namun jika ada laporan pengaduan masyarakat, pihaknya langsung mengambil tindakan pengawasan di lapangan.

“ Dari hasil pemeriksaan pengawasan di lokasi PT.SWPI memang terjadi perubahan warna air laut menjadi cokelat, yang disebabkan oleh sisa warna alami kayu Merbau atau Kayu besi hasil pengelolan Perusahaan tersebut atau dapat dikatakan merupakan warna alami kayu .Beberapa hasil pemeriksaan juga diketahui bahwa warna itu, alami dari warna kayu, yang kita takutkan yaitu mungkin ada bahan-bahan berbahaya lainnya dan itu kami sudah minta dari perusahaan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucapnya, senin (24/2/2020).

Kendati demikian, Dia meminta agar perusahaan kayu tersebut dapat memeriksa sampel kualitas air kepada laboratorium yang terakreditasi sehingga bisa memperoleh  data yang baik.

“Selama ini, pemeriksaan hanya dilakukan di Labkesda Jayapura yang secara fungsi dan akreditas tidak begitu spesifik ke lingkungan.  namun dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ditemukan zat berbahaya atau zat kimia. Walaupun itu, kami telah merekomendasikan agar PT.SWPI tersebut  dapat memperbaiki instalasi saluran limbah cairnya mengingat ditahun ini, kami akan merencanakan pemeriksaan lanjutan khusus dalam hal Ipal,” katanya.

Oleh sebab itu, dihimbau kepada masyarakat disepanjang pesisir Awunaway untuk tidak membuang sampah plastik atau rumah tangga kelaut, karena sangat berdampak pada perubahan pola habitat biota laut.

“ Diharapkan, selain PT. SWPI berupaya untuk memperbaiki kualitas air tapi juga masyarakat tidak boleh membuang sampah ke laut, karena 80 % sampah plastik dibuang kelaut sangat berdampak terhadap biota laut di sekitar itu,” harapnya.(Andre)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *