Bupati Dogiyai Minta Maaf Kepada Keluarga Polewali Mandar

oleh -1,749 views
oleh
Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa.( Ist)

Kilaspapua, Jayapura- Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa menyampaikan permintaan maaf atas insiden penganiayaan oleh warga yang menewaskan Yus Yunus (25) sopir truk di Jalan Trans Nabire – Enarotali, Kampung Ekimani, Distrik Kamu Utara, Kabupaten Dogiyai, Papua, Minggu (23/2/2020) lalu.

Permintaan maaf itu ditujukan kepada keluarga besar Polewari Mandar, Sulawesi Barat yang disampaikan melalui siaran pers Pemerintah Doiyai kepada media massa di Papua, Jumat (28/2) siang.

Dalam pernyataannya, Pemerintah Kabupaten Dogiyai mengatasnamakan para pelaku pengeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Kabupaten Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak korban dan keluarga serta seluruh warga Polewali Mandar.

“Kami berdoa semoga arwahnya diterima oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima,” kata Yakobus.

Pemerintah Dogiyai juga menyampaikan duka atas meninggalnya Demianus Mote. “Semoga arwahnya diterima oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini,” lanjutnya dalam poin kedua.

Bupati memandang perlu adanya klarifikasi dan dipertegas mengenai satu hal yang simpang siur dan tidak benar, bahwa pengeyorokan dan pebunuhan terhadap Yus Yunus bukan sebagai upaya balas dendam atas kematian hewan ternak babi.

“Para pelaku penganiayaan tidak mempersoalkan kematian babi, tetapi (para pelaku) tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak truk (yang dikemudikan korban),” terangnya.

Dalam pernyataannya, Yakobus meminta masyarakat tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. “Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak benar!,” tutur Yakobus.

Pemerintah Dogiyai, kata Yakobus, tidak mengharapkan masalah ini membesar, meluas dan menyimpang dari kejadian yang sebenarnya. Dia memastikan persoalan ini tidak berkaitan dengan kepentinga politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya.

“Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya,” pintanya.

Yakobus menyatakan telah mempercayakan kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan terhadap persoalan ini. Dia pun meminta semua pihak menahan diri dan tidak melakukan aksi balas dendam atas persoalan ini.

“Semua pihak harus menyerahkan penyelesaian masalah ini melalui proses hukum. Kami mendukung seluruh proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Polsek Kamu, Polres Nabire dan Polda Papua,” pungkas dia. (muslih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *