Kemensos akan bangun 76 rumah layak huni bagi korban banjir bandang, Mensos tinjau lokasinya

oleh -516 views
oleh
Mensos saat menjelaskan bahwa, akan membangun 76 unit rumah bagi korban banjir bandang.(Foto. Tinus)

Kilaspapua, Sentani- Kementerian sosial (Kemensos) Republik Indonesia (RI) berencana akan membangun 76 unit rumah, untuk korban banjir bandang sentani yang terjadi pada 16 Maret 2019 lalu itu, yakni Jemaat GIDI Eklesia, Milinik, di Doyo baru Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.

Pada saat melakukan kunjungan Korban Banjir Bandang Sentani, Mentri Sosial RI, Tri Rismaharini mengatakan, menurut data yang pihaknya peroleh bahwa korban banjir bandang tersebut memang  belum mendapatkan bantuan rumah layak huni. Sehingga pihak berencana akan memberikan bantuan rumah layak huni sebanyak 76 unit rumah.

“Pada saat kami cocokan data, memang benar bapa ibu sekalian belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. Sehingga kami berencana akan menyalurkan bantuannya, namun sebelumnya kami melakukan tinjauan dulu ke lapangan. Oleh sebab itu kami langsung datang untuk melihat langsung kondisinya,” ucap Tri Rismaharini di hadapan seluruh pengungsi korban banjir bandang, di Polomi Sentani Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu (7/8/2021).

Katanya, sebelumnya ini juga telah dibahas dengan Pdt. Lipius Biniluk. Oleh karena itu bantuan ini, nantinya akan disalurkan pihaknya melalui Pdt. Lipius Biniluk.

“Jadi, Pdt. Lipius telah menceritakan kondisi yang bapa ibu alami, sehingga kami telah membahas banyak hal terkait kondisi ini. Oleh karena itu kami akan berikan bantuan ini melalui Pdt. Lipius,”  ungkapnya.

Ia menuturkan, selain melakukan kunjungan ketempat pengungsian, pihaknya juga mau memantau langsung lokasi yang akan dibangunkan rumah.

“Sebelum kita bangun rumah bantuan, lokasinya harus aman, sehingga kami datang ini sekalian mau memantau lokasinya. Karena nanti sebelum bangun rumah tentunya kami akan melakukan pembebasan lahan dulu,” pungkasnya.

Rismaharini memastikan, dalam waktu dekat proses pembangunan akan dilakukan. Oleh karena itu dirinya berharap, seluruh korban banjir bandang bisa tetap sabar dan selalu berdoa, agar proses pembangunan rumah ini bisa berjalan dengan lancar tanpa ada halangan.

Sekedar diketahui bahwa, kedatangan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini ke tempat pengungsian banjir bandang itu disambut dengan memakai noken yang isinya gula dan daun pepaya. Terkait dua simbol itu, Pdt. Lipius Biniluk menjelaskan bahwa daun pepaya yang pahit ini mengartikan kepahitan korban banjir bandang selama ini, karena menjalani hidup di rumah darurat dengan berbagai keterbatasan. Sementara untuk simbol gula itu artinya kehadiran ibu Mentri membawa kemanisan untuk menghilangkan kepahitan yang selama ini mereka rasakan.

“Hal yang selama ini mereka rasakan pahit, itu sudah tidak lagi mereka rasakan karena adanya kemanisan yang ibu bawah. Sehingga kami ucapkan banyak terima kasih, semoga Tuhan selalu memberkati ibu Mentri selalu,” ujarnya.(Tinus)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *