Kilaspapua, Jayapura- Masyarakat Merauke dihimbau untuk tidak ikut-ikutan ajakan aksi demo 1 April 2021. Hal itu terjadi lantaran telah beredarnya isu demo tersebut.
Tokoh masyarakat Kimaam, Paskalis Imadawa dalam releasenya yang diterima REDAKSI KILASPAPUA.COM mengatakan, sebagai sesama anak Negeri, saya menaruh perhatian terhadap persoalan pembangunan di Kabupaten Merauke.
“ Isu demo itu memang ada, namun saya belum mendengar langsung dari pihak penyelenggara, atau otak-otak penyelenggaranya terkait penolakan Provinsi Papua Selatan (PPS), penolakan Otsus, atau yang lainnya. Makanya, Saya mengajak kita harus berpikir lebih arif untuk tidak ikut-ikutan,” katanya, Senin kemarin.
Lanjutnya, sebagai salah satu tokoh masyarakat yang vokal, Paskalis mengaku juga suka berdemo atau bahkan memimpin aksi penyampaian aspirasi hanya saja perlu dipahami apa yang akan diperjuangkan. Jika menentang Pemerintah sebaiknya tidak dilakukan apalagi melakukannya dengan aksi yang tidak elegan.
“Saya pribadi ini orangnya suka demo, tapi kita lihat dulu konteksnya apa. Kalau demo menyangkut penolakan PPS, daerah otonom baru (DOB) atau penolakan Otsus atau apalah, yang menggangu kamtibmas itu saya pikir tidak perlu,” ucapnya.
Bila itu tetap terjadi, maka aparat keamanan harus mengambil sikap dan berperan lebih baik lagi ketika menemuai aksi yang bertentangan dengan Pemerintah dan negara. Membubarkan aksi secara tegas dan terukur sesuai dengan standar operasional sehingga tidak terjadi korban.
“Dan saya tegas disini, pihak kepolisian harus bubarkan paksa aksi seperti itu (penolakan PPS atau Otsus), harus dibubarkan kalau ada aksi. Sebab itu saya tidak setuju, sebab kita disini daerah yang sudah cukup maju, dimana daerah ini penuh kekerabatan, kita cukup maju dengan yang namanya nasionalisme, kita cukup maju dengan namanya Bhineka Tunggal Ika, dan kita cukup maju dengan adanya cinta kasih,” ujarnya.
“Jadi, kalau hal-hal itu sangat mengganggu kamtibmas saya rasa pihak berwajib tidak segan-segan menolak itu, harus membubarkan aksi itu, dan tidak boleh terima untuk mereka lakukan itu,” sambungnya.
Paskalis mengungkapkan, sebagai tokoh masyarakat dan orang tua, sudah tentu akan bekerja untuk memberikan nafkah kepada keluarga dan anak-anak, tentunya dengan cara yang tepat dan tidak menyinggung pihak lainnya.
“Saya secara pribadi akan bekerja keras untuk anak-anak dan keluarga disekitar saya. Saya akan memberitahu kepada mereka untuk tidak terlibat aksi pada isu-isu pada 1 April nanti, bulan depan. Saya pribadi tolak aksi itu dan bila perlu dibubarkan saja. Kepada pihak berwajib untuk tidak segan-segan membubarkannya, dan itu semua ada protap dan prosedur. Pihak berwajib harus melihat itu, pihak kepolisian khususnya Polres Merauke harus bubarkan itu secara paksa,” tutupnya.(Adv)