Kilaspapua, Jayapura- Direktorat Binmas Polda Papua bersama Stakeholder menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Dampak Pandemi Covid – 19 Terhadap Tatanan Sosial di Papua”. Kegiatan itu dilaksanakan disalah satu hotel di Kota Jayapura, Rabu (4/11/2020).
Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol Aris Purbaya, S.IK mengatakan, pertama-tama saya mengajak kepada seluruh peserta sekalian untuk senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkah, rahmat dan karunia-nya sehingga pada hari ini kita dapat hadir di tempat ini untuk mengikuti focus group discussion tahun 2020 dengan tema Dampak Pandemi Covid 19 Terhadap Tatanan Sosial di Papua.
Covid-19 menjadi realitas penyakit yang mengubah struktur sosial masyarakat perilaku sosial berubah begitupun kohesi sosial cara kebiasaan tata kelakuan dan adat istiadat turut beradaptasi.
Menurutnya, upaya – upaya menghadapi pandemi covid 19 sudah dilakukan yang menjadi pertanyaan adalah Sampai kapan masyarakat dengan berbagai sektor kehidupannya harus hidup dalam masa ketidakpastian, ketidaknyamanan dan ketidakamanan dari situasi pandemic mengingat saat ini pun belum ditemukan vaksin atau obat untuk penyembuhan para korban yang terinfeksi covid 19.
“ Bahkan para ahli kesehatan memprediksi pandemi covid 19 masih akan berlangsung hingga tahun kedepan menjawab situasi dan kondisi yang terjadi maka tatanan kehidupan normal baru atau nilai normal menjadi alternatif strategi,” ujarnya.
Lanjutnya, Tatanan yang normal merupakan transformasi perilaku hidup di masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan menerapkan protokol kesehatan sampai ditemukannya vaksin yang dapat menyembuhkan para korban yang terinfeksi covid 19.
Terlepas dari perdebatan istilah tatanan yang normal secara sosiologis sama dengan istilah adaptasi hidup darurat pandemi normal dimaksudkan agar berbagai sektor kehidupan yang tadinya tersendat bahkan berhenti dapat sedikit bergerak kembali.
Dengan kata lain adaptasi hidup darurat penemu sebagai upaya meredam laju tingkat kerentanan sosial di masyarakat yang tidak menentu.
“ Jika skenario new normal menjadi pilihan sambil menunggu vaksin covid 19 ditemukan, maka kolaborasi dari semua pihak menjadi syarat wajib, tidak hanya pemerintah tetapi masyarakat pun harus menjalankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan jika tidak ada kolaborasi, kasus terinfeksi covid 19 akan semakin parah peningkatan ekspor yang diprediksi oleh para ahli kesehatan.
Saya ingin menyampaikan bahwa kegiatan focus group discussion ini yang merupakan bagian dari bentuk kolaborasi untuk menentukan langkah bijak yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat agar situasi menjadi lebih baik,” ucapnya.