Kilaspapua, Jayapura- Situasi di Papua yang saat ini tidak bisa lepas dari adanya gangguan-gangguan keamanan dari kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Sebagai kelompok kriminal sipil bersenjata atau KKSB sering melakukan tindakan tak terpuji dengan cara melakukan penembakan terhadap warga sipil termasuk TNI dan Polri. Seperti tragedi penembakan yang menimpa seorang pendeta bernama, Yeremia Zanambani di Kampung Bilogai, Distrik Hitapida, Intan Jaya. Justru penembakan itu dipolitisasi oleh KKB dan KKB menuduh bahwa hal itu dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia yaitu, TNI dan hal ini tentu membuat masyarakat bingung, makanya atas itulah, Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Ali Kabiay menilai ada beberapa faktor yang membuat KKB melakukan hal aksi penembakan tersebut antara lain,
1,KKB ingin agenda Papua dimasukkan didalam agenda sidang umum PBB yang dilaksanakan tanggal 22-29 September 2020. Caranya, propaganda murdered atau pembunuhan propaganda dengan cara membunuh warga sipil lalu menuduh aparat keamanan atau Pemerintah sebagai pelaku utamanya,hal ini bertujuan untuk menarik simpatik publik dan masyarakat Internasional, pola-pola seperti ini adalah pola yang sering digunakan kelompok teroris diseluruh dunia yakni, kelompok teroris Boko Haram di Negeria, 2, dukungan negara-negara pasifik terhadap perjuangan Papua merdeka semakin berkurang dan redup, hal ini membuat KKB semakin gencar dalam melakukan aksinya agar mendapatkan perhatian dan dukungan penuh dari block pasifik,apalagi sekarang ini sedang terjadi pandemi Covid-19 global sehingga membuat global di Kawasan pasifik terhadap isu Papua tidak terlalu menonjol, 3, TPN PB OPM (KKB) kehilangan sebagian pentolan diplomasi mereka diluar negeri, kekuatan diplomasi luar negeri OPM semakin redup dan berkurang, 4, TPN PB OPM (KKB) ingin menunjukkan eksitensinya kepada ULMWP (United Liberation Movement West Papua)sebagai titik sentral perjuangan Papua merdeka sebab ada ketidaksepahaman antara OPM dan ULMWP, 5, akses dan jalur pergerakan KKB dibeberapa daerah dipegunungan tengah dikuasai oleh TNI/Polri misalnya, di Timika semua jalur dan beberapa akses mereka sudah dikuasai oleh TNI/Polri sehingga KKB mencari jalan lain hingga memakai Intan Jaya sebagai zona perang, padahal posisi mereka terpojok, KKB terpojok sehingga melampiaskan kekesalannya terhadap warga sipil dan aparat keamanan, KKB juga merasa paranoid atau ketakutan yang berlebihan sehingga mereka mengangap sebagian rakyat sipil yang tak berdosa sebagai mata-mata pihak keamanan TNI dan Polri,” tutupnya.(Redaksi)