Kilaspapua, Jayapura- Kapolres Yalimo, AKBP Hesman S Napitupulu didampingi Kabag Ops AKP Agustianto melakukan pertemuan dengan calon bupati (cabup) Yalimo, Erdi Dabi S.Sos dan istrinya Yanti Enembe Dabi di Kota Jayapura membahas situasi terjadi di daerah tersebut.
Pada pertemuan tersebut, Kapolres menyebutkan bahwa, pemblokadean masih terjadi di pertigaan selamat datang di Kabupaten Yalimo oleh oknum atau warga dan simpatisan. Sehingga diharapkan, Erdi Dabi sebagai tokoh masyarakat dan juga sebagai panutan dapat membubarkan maupun menghimbau agar hal tersebut tidak dilakukan dengan harapan kegiatan pemerintahan maupun perekonomian dapat berjalan tanpa ada gesekan antara masyarakat pendukung.
Apalagi, dalam tiga hari terakhir ini mulai dari tanggal 30 Juli 2021 hingga 1 Agustus 2021 masih terjadi kebakaran rumah dinas dan ditempat lain, sehingga hal itu perlu segera disikapi dengan baik agar tidak meluas dan membuat resah.
“Oleh karena itu, mari kita bersama-sama turun ke lapangan terutama di Yalimo agar sama-sama menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi demikian karena tindakan ini sangat melanggar hukum,” katanya yang tertulis di release dan diterima Redaksi KILASPAPUA.COM, Jumat (13/8/2021).
Kapolres mengklaim, secara umum situasi di Yalimo masih terkendali dan bersyukur kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa sampai dengan saat ini.
“Pada saat kerusuhan yang terjadi waktu lalu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengamankan Yalimo namun beberapa kantor pemerintah dan ruko milik warga ikut terbakar pada saat itu. Sehingga kami tidak mampu membendung kemarahan masyarakat namun kami sudah dapat mendekati hingga masyarakat dapat meredam kemarahan dan tidak melakukan aksi yang dapat menyebabkan terjadinya suatu tindakan yang dapat merugikan semua pihak,” ucapnya.
Sementara itu, Erdi Dabi mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Yalimo dan jajarannya yang bisa menjaga situasi, sehingga tidak ada korban jiwa.
“Pembakaran yang dilakukan pada saat itu karena spontanitas dari massa pendukung 01 dan itupun kami tidak diberitahu, sehingga tidak bisa menghentikan aksi tersebut pada tanggal 29 Juni 2021 dan setelah kejadian kemarin itu kami tidak tahu siapa yang lakukan,” ujarnya.
Hingga kini, Lanjut Erdi Dabi, massa 01 yang mendukungnya masih marah mendengar bahwa KPU akan melaksanakan PSU dan sudah menyusun jadwal kegiatan sedangkan penyampaian aspirasi maupun tanggapan yang diinginkan belum didapati.
“Massa juga makin kecewa karena mendengar bahwa Partai PBB sudah menarik diri dan informasinya sudah diambil oleh Pak Lakius Peyon yang mencalonkan Bupati Kabupaten Yalimo,” katanya.
Ia menegaskan, jika PSU ini tetap dilaksanakan, maka bukan tidak mungkin bisa terjadi perang saudara dan akan ada pertumpahan darah di Yalimo, jika permasalahan ini tidak diselesaikan secara baik karena massa sampai dengan saat ini belum bisa terima dengan putusan MK.
“Maunya mereka saya dilantik sebagai Bupati Yalimo sesuai dengan hasil pemilihan kemarin. Saya dalam waktu dekat akan ke Yalimo lewat jalur darat dan akan singgah di keluarga tua-tua yang ada di Kabupaten Yalimo untuk minta masukan sehubungan dengan perkembangan situasi,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa, pihaknya sudah mengajukan surat ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dilaksanakan peninjauan kembali terkait keputusan sebelumnya, Namun sampai dengan saat ini belum ada perkembangan dari MK dan kami masih menunggunya,” tutupnya.(Adv)