Kapolres Yapen : Penegakan hukum terhadap FW tidak menjadikan masyarakat sebagai tameng

oleh -756 views
oleh
Kapolres Yapen, AKBP Ferdyan Indra Fahmi didampingi Dandim 1709 YAWA Lerkol Inf. Leon Pangaribuan saat berpoto dengan salah seorang masyarakat di Kampung Sasawa.(Foto. Rich)

Kilaspapua, Yapen- Kapolres Kepulauan Yapen AKBP, Ferdyan Indra Fahmi minta semua pihak agar langkah  penegakan hukum yang dilakukan pihaknya terhadap  FW dan beberapa anak buahnya tidak dijadikan  sebuah kepentingan dengan melibatkan  masyarakat sebagai tameng .

“Jangan tarik-tarik masyarakat untuk menjadi tameng , melindungi kelompok kriminal bersenjata yang selama ini eksis berbuat tindak pidana diwilayah hukum polres Kepulauan Yapen,” tegasnya kepada media ini ,Jumat (20/8/2021).

Menurut Kapolres, hal ini penting disampaikannya untuk menyikapi informasi yang liar yang tidak sesuai fakta dilapangan, bahkan diduga adanya sekelompok masyarakat yang mengungsi  akibat pengaruh dari oknum yang memberikan informasi hasutan seolah-olah akan  terjadi kekacauan pasca turunnya aparat personil polres kepulauan Yapen yang dibantu BKO Brimob Polda Papua.

“Kalau orang takut, pasca kejadian tanggal 5 pagi  itu  harusnya siang atau sore  masyarakat sudah pada mengungsi,  sementara hasil monitoring kita disana masyarakat mulai bergerak mengungsi pada tanggal 6 setelah ada salah satu anggota dewan menemui masyarakat disana setelah itu, mengabarkan masyarakat pergi mengungsi. Makanya kita, melihat seperti ada by design, harusnya anggota dewan itu berkoordinasi dengan kita atau memberikan pencerahan kepada masyarakat bukan malah menakuti jadi keberadaan pengungsi ini tidak wajar,” ujarnya.

Kapolres mengatakan, kedatangannya ke kampung sasawa pada tanggal 19 Agustus kemarin ditemukan fakta sebenarnya, masyarakat tidak ada mengungkapkan kekhawatirannya keberadan aparat keamanan di kampung itu, bahkan dengan hangat masyarakat bersama tokoh adat setempat memberikan penghargaan berupa penyambutan prosesi adat injak piring yang dilaksanakan di halaman SMP 1 atap negeri Sasawa.

Makanya, hal itu menunjukkan bahwa masyarakat kampung Sasawa tidak merasa ketakutan atas kehadiran pihak kepolisian untuk menjalankan penegakan hukum di kampung tersebut,” tutupnya. (Rich)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *