Kilaspapua, Jayapura- Otoritas jasa keuangan,(OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat optimis kondisi perekonomian di Provinsi Papua dapat tumbuh pada semester II Tahun 2020 dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam menangani penyebaran COVID-19 sekaligus berjalannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Menurut, Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat, Adolf Fictor Tunggul Simanjuntak dalam release yang diterima Redaksi KILASPAPUA.COM bahwa, realisasi kebijakan restrukturisasi kredit/pembiayaan dalam rangka Pemulihan Ekonomi di Provinsi Papua posisi Juli 2020 sudah diberikan kepada 45.509 debitur dengan baki debet mencapai Rp6.178 Miliar yang terdiri dari debitur Perbankan sebanyak 32.944 debitur dengan baki debet mencapai Rp5,63 T dan debitur perusahaan pembiayaan sebanyak 12.565 debitur dengan baki debet mencapai Rp545,2 M.
“ Melihat angka-angka tersebut, Industri Jasa Keuangan di Provinsi Papua hingga Triwulan II Tahun 2020 tentunya akan berada pada kondisi stabil,” katanya, Jumat (14/8/2020).
Apalagi, sambungnya, berdasarkan data statistik yang dikelola oleh Kantor OJK Provinsi Papua dan Papua Barat diketahui bahwa per tanggal 30 Juni 2020 pertumbuhan kredit Perbankan (yoy) Papua sebesar 6,46% dengan penyaluran kredit sebesar Rp30,01 T. Pertumbuhan kredit Bank Umum di Papua lebih baik dari pertumbuhan kredit secara Nasional yang hanya mencapai 1,49% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan kredit tersebut diikuti dengan membaiknya rasio Non Performing Loan (NPL) gross di Papua yang turun dari 3,06% pada posisi 31 Juni 2019 menjadi 2,79% posisi 31 Juni 2020.
“ Dana Pihak Ketiga (DPK) di Papua (yoy) juga mengalami peningkatan menjadi Rp43,439 T atau tumbuh sebesar 2,6%. Namun demikian, Aset Perbankan pada posisi Juni 2020 mengalami kontraksi menjadi Rp71,121 T atau turun sebesar 0,40%.
Industri Pasar Modal di Papua juga meningkat bahkan melampaui pencapaian nasional. Terlihat dari pertumbuhan jumlah investor yang sudah mencapai 14.766 investor atau tumbuh 51,52% (yoy), lebih baik dari pertumbuhan investor nasional yang sebesar 49,73% (yoy). Begitu juga nilai penempatan investasi saham di Papua meningkatkan menjadi Rp467,83 Miliar atau tumbuh 17,79%, berbanding terbalik dengan nilai penempatan investasi saham nasional yang turun sebesar 12,54%. Kinerja Perusahaan Pembiayaan di Papua mengalami perlambatan namun masih dalam kondisi stabil selama masa pandemi hingga Juni 2020. Terlihat dari Total Pembiayaan turun 1,23% atau menjadi sebesar Rp1.290 Miliar,”ujarnya.